Friday 30 December 2011

Seribu Masjid Satu Jumlahnya - Cak Nun


Satu 
Masjid itu dua macamnya 
Satu ruh, lainnya badan 
Satu di atas tanah berdiri 
Lainnya bersemayam di hati

Tak boleh hilang salah satunyaa 
Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu 
Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu 
Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Dua 
Masjid selalu dua macamnya 
Satu terbuat dari bata dan logam 
Lainnya tak terperi 
Karena sejati

Tiga 
Masjid batu bata 
Berdiri di mana-mana 
Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya 
Timbul tenggelam antara ada dan tiada

Mungkin di hati kita 
Di dalam jiwa, di pusat sukma 
Membisikkannama Allah ta’ala 
Kita diajari mengenali-Nya

Di dalam masjid batu bata 
Kita melangkah, kemudian bersujud 
Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa 
Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna

Empat 
Sangat mahal biaya masjid badan 
Padahal temboknya berlumut karena hujan 
Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban 
Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan

Masjid badan gmpang binasa 
Matahari mengelupas warnanya 
Ketika datang badai, beterbangan gentingnya 
Oleh gempa ambruk dindingnya 
Masjid ruh mengabadi 
Pisau tak sanggup menikamnya 
Senapan tak bisa membidiknya 
Politik tak mampu memenjarakannya

Lima 
Masjid ruh kita baw ke mana-mana 
Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya 
Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota 
Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya

Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya 
Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala 
Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya 
Sebab majid ruh adalah semesta raya

Jika kita berumah di masjid ruh 
Tak kuasa para musuh melihat kita 
Jika kita terjun memasuki gengfaman-Nya 
Mereka menembak hanya bayangan kita

Enam 
Masjid itu dua macamnya 
Masjid badan berdiri kaku 
Tak bisa digenggam 
Tak mungkin kita bawa masuk kuburan

Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita 
Melampaui ujung waktu nun di sana 
Terbang melintasi seribu alam seribu semesta 
Hinggap di keharibaan cinta-Nya

Tujuh 
Masjid itu dua macamnya 
Orang yang hanya punya masjid pertama 
Segera mati sebelum membusuk dagingnya 
Karena kiblatnya hanya batu berhala

Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua 
Berkeliaran sebagai ruh gentayangan 
Tidak memiliki tanah pijakan 
Sehingga kakinya gagal berjalan

Maka hanya bagi orang yang waspada 
Dua masjid menjadi satu jumlahnya 
Syariat dan hakikat 
Menyatu dalam tarikat ke makrifat

Delapan 
Bahkan seribu masjid, sjuta masjid 
Niscaya hanya satu belaka jumlahnya 
Sebab tujuh samudera gerakan sejarah 
Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah

Sesekali kita pertengkarkan soal bid’ah 
Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah 
Itu sekedar pertengkaran suami istri 
Untuk memperoleh kemesraan kembali

Para pemimpin saling bercuriga 
Kelompok satu mengafirkan lainnya 
Itu namanya belajar mendewasakan khilafah 
Sambil menggali penemuan model imamah

Sembilan 
Seribu masjid dibangun 
Seribu lainnya didirikan 
Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun 
Tagihan masa depan kita cicilkan

Seribu orang mendirikan satu masjid badan 
Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan 
Hadir engkau semua menyodorkan kawruh

Seribu masjid tumbuh dalam sejarah 
Bergetar menyatu sejumlah Allah 
Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan 
Melainkan dengan hikmah kepemimpinan

Allah itu mustahil kalah 
Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah 
Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah 
Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya ‘Alal Falah!

(EAN,1987)

No comments:

Post a Comment