Kalau aku
merantau, lalu datang musim kemarau..
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama
reranting
Hanya mata air,air matamu ibu, yang tetap lancar
mengalir...
Bila aku merantau..
Aku ingat sedap kopyor susumu dan ronta
kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari
kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa aku bayar
Ibu adalah gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bila kasihmu ibarat samudra
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan..!!
Namamu ibu..!!!, yang akan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu..
Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal..
Ibulah itu , bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku
Menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku..
Puisi oleh : Bpk D. Zawawi Imron ( IBU)
No comments:
Post a Comment