Teman, sungguh saat aku melewati pekuburan itu tubuhku bisa bergetar hebat. Aku bisa menangis dan bercucuran air mata. Bukannya aku takut dengan kuburan itu, atau takut hantu disekitar pekuburan itu. Aku “hanya” melihat “sekilas” tempatku di antara kuburan-kuburan mereka yang telah mendahuluiku. Sementara bekalku belum cukup untuk kesana.
Insyaallah, cepat atau lambat aku akan menuju kesana. Satu persinggahan lagi menuju ke alam selanjutnya. Dan enak atau tidak hidupku disana nanti ditentukan oleh amal-amal yang kuperbuat sekarang di dunia. Teman, tiba-tiba aku merasa sangat kecil. Merasa sangat kekurangan bekal menuju kesana. Untuk perjalanan antar pulau saja sudah begitu banyak yang harus dipersiapkan, apalagi antar alam.
Meski pelan, kudengar nisan batu itu berbisik. “ hai pengumpul harta dunia yang tak pernah berhenti, untuk siapakah engkau mengumpulkan! Padahal engkau akan mati.” Dan aku semakin menggigil.
No comments:
Post a Comment